Selasa, 02 Juli 2013

pendidikan karakter


Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu. ‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!’
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu,  mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
semoga bermanfaat…
pendidikan berkarakter, melalui pengoptimalan otak kanan
Pendidikan karakter, mengapa sekarang diperlukan ?
Bila kita ingat di masa dulu, Indonesia  adalah Negara yang sangat menjunjung tinggi budaya timur, yaitu, keramah tamahan, sopan santun, murah senyum, jujur, tolong menolong, saling menghormati dan menghargai, religious dan lain sebagainya, TAPI sekarang kita menyaksikan bersama di berbagai macam media (televisi, Koran, internet) isinya berita tentang demo, korupsi, pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, pencurian, tawuran, penipuan, kisruh politik, mafia hukum dan berita kriminal lainnya. (bahkan berita criminal akan penjadi pendidikan yang salah bagi generasi muda). Apakah seperti itu karakter bangsa kita ?
 Pendidikan karakter,  bagaimana implementasi dalam Kurikulum sekolah  ?
Dalam kurikulum KTSP pendidikan karakter diintegrasikan kedalam mata pelajaran dan juga ekstrakurikuler, setelah belajar proses pembelajaran siswa diharapkan memiliki karakter seperti, jujur, disiplin, tekun, tanggung jawab, ketelitian, kreatif, inovatif dll.
Pendidikan karakter, bagaimana bangsa lain maju pesat ?
Seperti negara jepang, mengapa mereka bisa maju begitu cepat ? padahal mereka :
-          Pernah hancur/kalah pada perang dunia ke dua
-          Tidak memiliki sumber daya alam sekaya negara kita
Tentu itu semua karena karakter/prilaku  mereka telah tertanam begitu kuat sampai sekarang, seperti : ramah tamah, kejujuran, harga diri, kerja keras, disiplin.
Pendidikan karakter, bagaimana implementasinya terhadap pengoktimalan otak kanan  ?
Otak kanan manusia berhubungan dengan imajinasi,  inovasi, kreativitas, naluri, intuisi,seni, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati, keiklasan, keindahan, kebahagiaan dan lain-lain.
Artinya dengan menekankan pendidikan berbasis otak kanan dalam pendidikan karakter, diharapkan dapat tercipta siswa atau generasi muda yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi dengan berbekal nilai-nilai atau karekter seperti tersebut di atas.
Sementara selama ini pendidikan di negara kita hanya merapkan pendidikan yang berbasis hanya otak kiri saja yang selalu berhubungan dengan angka-angka, bahasa, analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan.
Kedepannya diharapkan ada sinergi pengembangan antara otak kiri dan kanan.
Pendidikan karakter, bermula dari mana ?
Menurut ki hajar dewantara, ada 3 pusat pendidikan , yaitu :
-          pendidikan oleh orang tua/keluarga
-          pendidikan oleh negara/pemerintah melalui sekolah
-          pendidikan oleh masyarakat/lingkungan
pendidikan karakter, bagaimana hubungannya dengan penomena pendidikan sekarang ?
kita tahu dari berbagai berita di media massa, setiap tahunnya selalu terjadi kecurangan dalam penyelenggaraan Ujian Nasional.  Mengapa ini bisa terjadi ?
-          apakah ada yang salah dengan Yang namanya ”Ujian Nasional” ?
kembali lagi kepada persepsi pendidikan kita selama ini, keberhasilan pendidikan identik dengan kelulusan dan ijasah. Akhirnya yang dikejar nilai yang tinggi, sehingga tanpa memperhatikan nilai nilai agama, budaya dan tujuan pendidikan yang sesungguhnya, terjadilah praktik kecurangan tersebut. Yang akhirnya akan merusak mental/pribadi dari siswa/generasi muda bangsa ini. Karena yang dicari hanyalah bagus diatas kertas, bagus secara formalitas, bagus secara retorika, bagus secara sampulnya saja, bagus kalau ada pemeriksaan/ada yang lihat/mengawasi.
Bisa jadi produk kecurangan  sekarang akan nampak hasilnya 10 s/d 20 tahun kedepan,
-           bila ia jadi pejabat, ia akan korupsi dan mementingkan diri sendiri dan golongannya, tidak mau memperhatikan nasib negara ini dan rakyatnya
-          Bila jadi pengusaha, ia akan curang
-          Bila jadi praktisi hukum, ia kan jadi mapia hukum
-          Maraknya korupsi, suap menyuap, pungli, kasus asusila dan lain-lain,
padahal yang dicari/dituntut dalam kegiatan belajar adalah ILMU.  Dan tujuan ilmu adalah untuk mematangkan kedewasaan, wawasan, kemandirian, moralitas/akhlak untuk bekal dalam hidup., baik di dunia maupun di akhirat.
Untuk itu hendaknya pendidikan Indonesia kedepan,
-           lebih menekankan Ilmunya ketimbang koleksi ijasahnya.
-          Menekankan semua aspek : kognitif, afektif,psikomotor : otak kanan dan kiri
-          Lebih menekankan kemandirian, harga diri,  ketimbang bergantung pada orang lain
-          Lebih mempersiapkan generasi muda untuk membuka lapangan kerja ketimbang sibuk cari/melamar pekerjaan
-          Lebih mempersiapkan generasi mudah untuk menjadi pengusaha ketimbang pegawai/karyawan Agar pengangguran tidak semakin membengkak.
Pendidikan karakter, dimasa depan ?
Bila ingin masa depan negara ini menjadi lebih baik, mari kita susun kembali konsep pendidikan kita, yang lebih membawa perubahan sikap/attitude/ perilaku/akhlak/moralitas pada generasi kita yang lebih baik, dengan tetap berlandaskan agama, budaya dan jati diri bangsa. Dengan tetap menyandingkan antara IPTEK dan IMTAQ.
Semoga bermanfaat….







Urgensi mendekatkan diri kepada Allah
Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah, bila kita menyukai bertemu dengan-Nya, maka Dia akan suka bertemu dengan kita, dan juga sebaliknya. sebaik-baiknya jalan kembali adalah jalan yang diridoi oleh Nya, untuk itu, bila kita mengharapkan perjumpaan dengannya, tentu kita akan menempuh jalan untuk mendekatkan diri pada Nya.bila kita sudah sampai di akherat, maka dunia ini terasa hanya sebentar saja, laksana terminal persinggahan sementara. kita seperti orang asing saja.
Banyak jalan untuk meraih kedekatan dengan Nya, berikut uraiannya :
1. Tobat
2. Taqwa
3. Menjalankan Ibadah, baik wajib maupun sunnah
4. menjauhi larangannya/dosa
5. berdo’a
6. berzikir
7. sholawat kepada nabi Muhammad SAW
8. membaca, menghafal dan mempelajari Alquran
9. zuhud terhadap dunia
10. Bersyukur dan bersabar
11. mengendalikan/mengekang hawa nafsu
12. mengunjungi/mengikuti majelis ilmu agama islam,
13. menjaga akhlaq
semoga kita selalu dalam lindungannya dan selalu berada di jalannya, dan selamat dunia akherat.
semoga bermanfaat…












Tidak ada komentar:

Posting Komentar